Budget Produksi
Budget unit yang diproduksi, yaitu budget yang direncanakan secara lebih terperinci tentang jumlah barang yang akan diproduksi oleh perusahaan sel
ama periode yang akan datang. Dalam hal ini meliputi kuantitas, kualitas, dan kapan produksi tersebut dilakukan.
Rencana perusahaan di bidang produksi :
Rencana tentang urutan proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi.
Rencana atau lay-out atau penempatan serta penyusunan mesin dan peralatan produksii.
Rencana tentang scheduling produksi.
Rencana tentang organisasi produksi.
Rencana tentang pengembangan produk.
Rencana tentang biaya-biaya produksi.
Kegunaan budget unit produksi :
Secara umum, yaitu sebagai pedoman kerja, alat koordinasi, dan sebagai alat pengawasan.
Secara khusus, yaitu sebagai dasar penyusunan budget biaya produksi dan biaya administrasi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget unit yang diproduksi :
Rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan.
Kepastian mesin dan peralatan produksi yang tersedia.
Tenaga kerja yang tersedia.
Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki.
Luas perusahaan yang optimal.
Kebijakan perusahaan di bidang persediaan barang jadi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan perusahaan di bidang persediaan barang jadi :
Fluktuasi penjualan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
Fasilitas tempat penyimpanan yang tersedia.
Resiko kerugian yang timbul selama barang dalam penyimpanan.
Biaya-biaya penyimpanan.
Tingkat perputaran persediaan barang jadi.
Lamanya waktu yang diperlukan dari bahan baku menjadi barang jadi.
Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
Kebijakan pola produksi selama periode yang akan datang :
Yaitu perkembangan jumlah unit yang akan diproduksi dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang dalam menghadapi pola penjualan selama periode tersebut.
Tiga pola produksi untuk menghadapi pola penjualan yang bergelombang :
Produksi Stabil, yaitu perkembangan yang stabil dari jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang.
Artinya walaupun terjadi berfluktuasi penjualan, namun jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu-kewaktu akan selalu sama.
Contoh :
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Penjualan
Persediaan Awal
42.000
5.000
60.000
28.000
84.000
33.000
Produksi
37.000
65.000
32.000
65.000
51.000
65.000
Persediaan Akhir
28.000
33.000
14.000
Keuntungan :
a) Tenaga kerja akan terus terpakai sepanjang tahun.
b) Mesin dan peralatan terus terpakai.
c) Jumlah produksi selalu sama setiap bulan, maka memungkinkan :
· Merencanakan pembelian bahan baku dan pembantu yang stabil.
· Terjadi hubungan yang baik dengan lembaga keuangan.
Kerugian :
a) Biaya pemeliharaan, biaya penyimpanan menjadi besar.
b) Resiko penyimpanan yang besar, misalnya kerusakan, penurunan kualitas, penyusutan volume, ketinggalan jaman, dll.
Kesimpulan :
Bahwa pola yang stabil lebih sesuai dipakai oleh perusahaan yang sifat barang jadi yang diproduksinya tidak mengandung biaya dan resiko penyimpanan yang besar, sehingga walaupun pada bulan-bulan tertentu terjadi penumpukan persediaan barang jadi, tetapi biaya dan resiko penyimpanan rendah.
Pola produksi yang bergelombang sesuai dan setingkat dengan gelombang pola penjualan, yaitu perkembangan jumlah unit yang diproduksikan dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang, yang tidak stabil dan teratur, melainkan berfluktuasi sesuai dan setingkat dengan fluktuasi penjualannya.
Artinya bila unit yang dijualnya meningkat, maka jumlah unit yang diproduksinya juga meningkat sebesar jumlah penjualannya.
Contoh :
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Penjualan
Persediaan Awal
42.000
10.000
60.000
10.000
73.000
10.000
Produksi
32.000
42.000
50.000
60.000
63.000
73.000
Persediaan Akhir
10.000
10.000
10.000
Keuntungan :
a) Menghemat biaya penyimpanan barang jadi. Misalnya biaya sewa gedung, biaya pemeliharaan, modal yang tertanam dalam persediaan.
b) Memperkecil resiko penyimpanan barang jadi. Misalnya resiko kerusakan, penurunan kualitas, penyusutan volume, ketinggalan jaman.
Kerugian :
a) Pada bulan-bulan tertentu tenaga kerja terpaksa diberhentikan. Dampaknya :
· Problem sosial dan pesangon.
· Timbul biaya-biaya mencari tambahan tenaga kerja yang baru.
· Resiko rendahnya produktivitas kerja yang baru.
· Timbul rasa tidak tenteram dan tidak nyaman dari para tenaga kerja.
b) Penggunaan mesin dan peralatan untuk produksi tidak stabil dan tidak teratur dari bulan ke bulan.
c) Fluktuasi produksi, menyebabkan :
· Perusahaan agak kesulitan untuk mengadakan perencanaan pembelian bahan baku dan bahan pembantu.
· Kurang baiknya hubungan dengan lembaga keuangan.
Kesimpulan :
Pola tersebut lebih sesuai dipakai oleh perusahaan yang sifat barang jadi yang diproduksinya mengandung biaya srta resiko penyimpanan yang besar. Dengan demikian diinginkan jumlah persediaan jadi yang cukup kecil, untu menghemat biaya dan resiko penyimpanan tersebut.
Pola produksi yang bergelombang secara lebih moderat daripada gelombang dari pola penjualan, yaitu perkembangan jumlah unit yang akan diproduksikan yang tidak stabil dan tidak teratur dari waktu-kewaktu, tetapi fluktuasinya tidak sesuai dan tidak setingkat dengan fluktuasi jumlah penjualan, melainkan lebih moderat.
Artinya jika jumlah penjualan meningkat, maka jumlah yang diproduksinya pun meningkat, hanya peningkatannya tidak sebanding dengan penjualan.
Penyebab ketidaksebandingan antar penjualan dengan produksi :
a) Terbatasnya bahan baku dan bahan pembantu yang tersedia di pasar.
b) Terbatasnya jumlah tenaga kerja, baik jumlah maupun keahliannya.
c) Terbatasnya jumlah modal kerja.
d) Terbatasnya berbagai fasilitas lain, terutama yang berkaitan dengan kegiatan produksi.
Contoh :
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Penjualan
Persediaan Awal
42.000
5.000
60.000
11.000
84.000
17.000
Produksi
37.000
48.000
49.000
66.000
67.000
72.000
Persediaan Akhir
11.000
17.000
5.000
Kesimpulan :
Pola ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang sifat barang jadi yang diproduksinya mengandung biaya dan resiko penyimpanan yang besar, tetapi karena adanya faktor-faktor tertentu yang menghambat, menyebabkan perusahaan tidak dapat berproduksi sama dengan jumlah penjualan.
Bentuk Budget Unit yang Diproduksi :
Keterangan
Penjualan
Persediaan Awal
Kekurangan
Produksi
Persediaan Akhir
Produk X
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
115.000
132.000
147.000
165.200
159.000
152.000
15.700
20.700
23.200
26.200
26.000
27.000
99.300
111.800
123.800
139.000
133.000
125.000
120.000
135.000
150.000
165.000
160.000
155.000
20.700
23.200
26.200
26.000
27.000
30.000
Semester I
870.000
15.700
855.000
855.000
30.000
Ø Jumlah unit yang tercantum dalam budget unit yang akan diproduksi, adalah jumlah unit yang berupa barang jadi, yaitu barang yang benar-benar sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi, dan siap untuk dijual.
Ø Bentuk budget unit yang diproduksi tidak ada bentuk standar.
Ø Bila produk X pada bulan Januari 120.000 unit, maka pada bulan tersebut harus benar-benar sudah diselesaikan, dan berwujud sebagai barang jadi.
Ø Bila diperlukan waktun lebih dari satu bulan, maka proses produksinya harus sudah dimulai sebelum bulan Januari.
Ø Bila tepat waktu, maka perlu dilengkapi dengan jadwal tentang unit yang mulai diproduksi.